Sabtu, 24 September 2011

when life must go on :)


Bismillaahirrohmaanirrohim

 “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (Q.S. al-Baqarah : 216)

Assalamu’alaikum. Ketemu lagi….



Kali ini aku nggak akan nulis kisahku di dunia FK, atau tentang buku yang barusan aku baca, ataupun tentang film yang barusan aku tonton, hmmm…aku lagi pingin merenung nih, kawan. Merenung soal kehidupan, terutama beberapa kejadian yang menimpaku akhir-akhir ini. Kawan, pernahkah kalian berharap akan sesuatu? Harapan apapun itu. Pasti kalian pernah kan, namanya juga manusia, kita punya hak untuk berharap, kita juga punya hak untuk berdo’a dan malah kita diwajibkan untuk itu. Meski pada akhirnya, Allah lah yang memegang keputusan dan sang pengetuk palunya.

Pernah nggak kalian berharap, dan harapan itu udah tinggi banget, bahkan di setiap sholat kalian, di setiap langkah kalian, di setiap do’a kalian, dan di setiap aktivitas kalian, harapan itu terus-menerus menemani? Harapan itu indah setinggi bintang, menerangi hati kalian, bahkan membuat kalian terus semangat menatap hidup, pokoknya harapan itu indah, nggak bisa diucapkan dengan kata-kata. Tapi, ternyata, seiring berjalannya waktu, semakin kalian dewasa dalam berpikir dan bertindak, kalian mulai merasa harapan itu lambat laun makin pudar sinarnya. Ia mulai redup detik demi detik. Entah kenapa. Semacam ada ketidakmantapan di dalamnya. Semacam ada tanda dari Allah bahwa harapan yang kita angankan itu ternyata memang tak baik untuk kita. Lho, kok bisa? Yang namanya harapan kan pasti baik, kok bisa nggak baik?

Sungguh, awalnya aku pun se-idealis kalian. Aku dulunya merasa bahwa aku pasti bisa menggapai harapan itu. Bagaimanapun caranya (cara yang baik lho ya..), aku insyaAllah akan bisa mewujudkannya menjadi kenyataan. Aku percaya Allah Maha Mendengar dan Allah Maha Mengabulkan, pastilah Allah akan mendengar rintihan hatiku kala itu, Allah pasti akan mengerti harapanku dan Allah pasti akan mewujudkannya karena aku sudah berdo’a dengan sepenuh keyakinan kepada-Nya.

Tapi ternyata aku salah besar. Karena aku membuat perhitungan yang kurang akurat. Sebegitu optimisnya aku pada harapanku, aku melupakan satu hal, bahwa apapun yang menurut mata kita ini baik, tepat, indah, dan terpantas buat kita, ternyata masyaAllah…, di mata Allah bisa saja berbeda!

Bisa jadi menurut Allah, semua hal yang kita anggap indah itu ternyata malah jadi bumerang dan ranjau buat diri kita. Pantas, kalau kita tidak mempertimbangkan sampai sejauh itu. Pantas, kalau kita hanya melihat segala sesuatu dari luarnya, secara kasat mata. Karena kita ini hanya manusia biasa, hamba Allah yang secara fitrah memang selalu penuh salah dan khilaf, penuh keterbatasan dalam segala hal…

Allah lah Rabb kita. Dia yang menciptakan kita, Dia yang memelihara kita dari sejak kita masih dalam bentuk morulla, blastula, sampai kita jadi dewasa seperti sekarang. Allah lah yang paling tahu kita, paling mengerti kita, paling paham jelek dan buruknya kita, dan Allah jugalah yang paling Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Seperti ayat yang ada di atas. Boleh jadi kita menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagi kita. Dan begitu juga sebaliknya.

Alhamdulillah…Alhamdulillah…lagi-lagi Alhamdulillah..

Terlepas dari terwujud atau tidaknya harapanku waktu itu, aku lega dan bersyukur pada Allah, sangat bersyukur! Sungguh, kusikapi hasil yang mungkin saja tak sesuai kenyataan ini tidak dengan setetespun air mata, melainkan aku menyambutnya dengan sesungging senyuman termanis yang pernah aku punya. 


Terima kasih ya Allah, atas segala kesempatan dan waktu yang lebih ini, karena Engkau telah menyadarkan hamba tentang sebegitu banyak hikmah, yang hikmah itu biarlah cukup Engkau dan hamba yang tahu. Terima kasih pula karena Engkau telah memberiku waktu, ya waktu, untuk kembali memperbaiki diri. Terus memperbaiki. Menjadi insan yang benar-benar baik dan pantas di saat yang tepat nanti. Ketika, mungkin saja, harapan yang hamba dengungkan dulu masih Engkau simpan dalam genggaman-Mu dan akan Kau kabulkan, dan pasti akan Kau kabulkan, meskipun itu nanti dan tidak sekarang, dan meskipun harapan itu tidak sama dengan apa yang harapkan dulu, tapi pastilah keputusan-Mu yang terbaik.

 Hamba percaya bahwa rencana-Mu jauh lebih indah dari siapapun. Skenario-Mu jauh lebih menarik daripada cerita penulis siapapun. Karena Engkau sutradara terbaik di seluruh jagat raya ini dan tidak ada seorangpun yang mampu menandingi-Mu, duhai Rabb…

Dan kini, izinkanlah hamba untuk terus memperbaiki diri. Terus…terus..dan terus belajar..Karena sungguh mencari ridho-Mu dan cinta-Mu itu adalah perjuangan yang tak bisa dibayar dengan apapun dan ketika hamba telah mendapatkannya maka itu adalah harta yang tak bisa terbeli oleh siapapun. Karena hamba pun meyakini pula, bahwa terkadang kasih sayang Allah pada kita tidak selalu dikabulkan seperti yang kita pinta dalam do’a-do’a kita. Terkadang Allah menundanya sejenak atau sementara karena Dia ingin mewujudkannya di waktu lain yang lebih indah. Atau mungkin Dia ingin menggantinya dengan sesuatu yang jauh lebih baik dan lebih pantas untuk kita. Karena sekali lagi…Allah Mengetahui sedang kita tidak mengetahui…

Dan hidup, harus terus berlanjut…
Bersemangatlah !!!!

                              

1 komentar:

  1. semangat mbak amooo..hehe
    nice posting, aku suka banget tulisanmu satu ini :)

    yosh, mari kita terus berjuaang.
    ^^

    BalasHapus