Kamis, 20 Oktober 2011

Semeleh....

 Bismillaahirrohmaanirrohiim

Semeleh….

Orang jawa bilang namanya Semeleh. Kalau dalam bahasa arab sih bisa diartikan tawakkal, begitu. 

Lantas apa hubungannya?

Jelas ada. Karena kata satu itu adalah suatu hal yang ingin aku perbuat saat ini. Semeleh. Tawakkal. Berpasrah pada Allah setelah mengupayakan ikhtiar sekuat tenaga. 

Ya aku ingin semeleh pada Allah
Menyerahkan apapun yang dilematis di hatiku pada-Nya. Kenapa juga aku memusingkan semuanya. Jika Sang Maha Pengendali telah mengatur segala-galanya. 

Ya Allah, itulah yang hamba ingin lakukan saat ini

Bersemeleh pada-Mu

Bertawakkal pada-Mu

Berpasrah pada-Mu

Karena hamba sudah sampai pada titik di mana hamba merasa bahwa memang inilah posisi hamba. Manusia biasa yang hanya diwajibkan berusaha tanpa pernah tahu hasilnya akan berakhir bagaimana. Yang hamba bisa hanyalah berusaha dan mengusahakan. Adapun hasil akhirnya, itu Engkau yang memutuskan

Karena bersemeleh ternyata lebih menyamankan hati

Karena bersemeleh ternyata lebih menentramkan hati

Karena bersemeleh berarti hamba telah sepenuhnya meyakini

Semeleh…only semeleh
:)
20-10-2011
Menjelang tengah malam
Ketika kucoba memasrahkan semuanya
Hanya pada-Nya, Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya

Selasa, 04 Oktober 2011

This is About Me :)



Bismillaahirrohmaanirrohiim….
Assalamu’alaikum….

            Lama tak jumpa….kali ini aku pengen nulis tentang apa yang barusan aku alami. Sebenernya  ini hasil dari kontemplasi dan renunganku selama menjalani dunia coass sih. Jadi gini nih, aku pengen sedikit mengklarifikasi tentang beberapa komentar temen-temen tentang aku. Hampir tujuh bulan sudah aku menjalani dunia coass, dan di kawah per-coass-an ini aku nggak hanya belajar tentang dunia kedokteran aja, yang paling penting (menurutku) adalah belajar menghadapi sifat dan karakter orang-orang yang aku temui selama menjadi dunia coass. So, berawal dari situ, aku pingin nulis posting-an ini.

Sering aku bertanya sama temen-temen yang udah lama aku kenal maupun yang baru aja aku kenal. 

Sebenernya menurut kamu Ama itu orangnya gimana sih????

Banyak jawaban beragam.

“Ama, kamu itu orangnya tegas. Kalau ngomong tek!…tek!…tek!…nggak pakai basa-basi”

“Kamu itu orangnya keras, Am. (Keras dalam arti disiplin, tegas, dan kadang agak tegaan plus nggak pandang bulu sama orang-orang yang menurut Ama salah)

“Ama, kayaknya dalam kehidupan kamu itu cuma ada dua warna. Hitam dan putih alias salah dan benar. Nggak ada abu-abu. Padahal dunia kita ini hampir semua orang didominasi oleh warna abu-abu lho, Am”

“Ama itu orangnya keras kepala. Kalau punya prinsip bener-bener teguh dikerjain. Kalau punya keinginan harus diturutin. Urusan sama Ama susah dilobinya. Susah diajak kompromi. Kompromilah dikit, Am. Kita hidup bermasyarakat itu perlu sedikit kompromi”

“Ama itu orangnya idealis”

“Ama itu coass yang terlalu fisiologis. Belajar pato dikit lah, Am…”

“Kalau ada istilah kepribadian sanguinis, flegmatis, dan teman-temannya. Maka Ama itu seorang melankolis sempurna”

“Ama….panikan…..cemasan”

“Ama itu ekspresionis….”

“Ama…cerewet…apalagi kalau udah kenal deket”

“Ama itu diam-diam menghanyutkan. Pertama kenal sih orangnya kayanya pendiam dan kalem. Tapi ternyata pas udah kenal lama, ternyata orangnya cerewet dan ceriwis. Sukanya cerita”

“Ama itu orangnya seriusan. Susah diajak gojek”

“Ama…wajahmu itu wajah intelek. Jadi, orang kalau mau ngomong sama kamu tuh segan” (ini komentar yang paling mengagetkan buat aku. Emang wajah intelek itu sing kaya piye???)

“Ama…mirip teh ninih deh!” (Gubrakkkk….!!)

And so on.

Oke, intinya kalau aku menarik kesimpulan dari beberapa komentar temen-temen tentang aku. Menurut mereka, aku ini orangnya tegas, keras, berprinsip, idealis, dan kalau dalam dunia coass cenderung terlalu fisiologis. Bener nggaknya aku nggak bisa memastikan, karena buat aku yang namanya sifat dan kepribadian itu memang orang lainlah yang bisa menilai secara obyektif. Tapi, overall, apa yang temen-temen bilang tentang aku, aku akui, ada benernya juga. Memang itulah aku.

Kadang aku merasa sifatku yang tegas dan nggak suka basa-basi ini akan banyak tidak disukai orang. Dan ternyata memang begitulah, apalagi di dunia coass. Udah berulang kali aku “bentrok” dengan beberapa temen yang nggak sejalan sama prinsipku. Buat mereka, aku terlalu saklek, terlalu kaku, terlalu idealis, terlalu fisiologis. Padahal jadi coass itu perlu trik-trik. Harus pinter-pinter menempatkan diri. Kadang harus selicin belut, kadang harus setajam silet, kadang perlu cari muka, dan banyak trik-trik lainnya.

Oke, di satu sisi, aku setuju dengan mereka. Tapi di sisi lain, aku kurang setuju. Butuh waktu tujuh bulan ini aku belajar tentang pribadiku dari komentar-komentar mereka. Sempat aku tak terima. Buat aku, justru pribadiku inilah yang benar. Dan aku tetap teguh bertahan dengan semua karakterku yang sangat fisiologis itu. Tapi, aku pun pernah mendapati suatu fase di mana akhirnya aku mencoba mengalah. Mencoba berubah untuk bisa seperti yang mereka mau. Ama yang sedikit mau berkompromi dan santai. Namun, ketika menjalani pribadi seperti itu aku merasa tidak tahan. Rasanya seperti bukan aku.

Hingga…akhirnya…aku tersadar…bahwa ternyata menjadi diriku sendiri adalah yang ternyaman. Ya, aku tak bisa membohongi hati, kawan. Inilah aku, Ama. Dan tolong terimalah aku apa adanya…

Jadi, saat ini…

Aku sedang mencoba belajar. Belajar dan terus belajar. Menjadi manusia yang proporsional. Mampu menempatkan diri sesuai dengan situasi dan kondisi.
Ketika kondisi memaksaku untuk serius, aku akan serius.
Ketika kondisi memintaku untuk sedikit bersantai, oke, aku akan santai.
Ketika banyak hal tak beres terjadi di sekelilingku, baiklah, aku akan menjadi seorang melankolis sempurna yang akan berusaha untuk menyelesaikannya.
Ketika ada beberapa hal dalam hidupku yang ternyata berjalan tak sesuai dengan yang aku harapkan, maka aku akan mencoba menjadi pribadi yang flegmatis damai.
Ketika suasana seperti “kuburan” yang hanya diisi kebisuan terjadi di antara kita, aku siap menjadi seorang sanguinis yang membuat dunia kita ceria.
Ketika kamu, kamu, dan kamu tak juga mau bekerja sesuai kesepakatan kita, maka jangan marah jika aku mengambil alih semuanya karena sifat koleris yang aku punya.

Contoh realnya begini :
Aku memang tak bisa memberi kalian contekan saat ujian. Karena buat aku, jujur itu nomor satu. Karena buat aku, membantu teman itu tak harus dengan memberi contekan saat ujian. Bantuan itu bisa diberikan dalam wujud lain. Misalnya :
Pinjam buku catatanku, silakan.
Meng-copy buku catatanku, silakan.
Bertanya pelajaran yang sulit padaku, silakan (kalau aku bisa menjawab akan aku jawab). Meminjam dan menyalin tugas-tugasku, monggo.
Meng-copy paste laporan-laporanku (dengan seizinku), sah-sah aja.
Mengajakku berdiskusi tentang masalah kalian, dengan senang hati akan aku lakukan.
Belajar kelompok, sungguh itu lebih aku sukai daripada kita tirunan saat ujian.

Menurutku, cara-cara itulah yang disebut membantu. Membantu yang mendidik, tentunya. Membantu yang ingin membuat aku, kamu, kita semua menjadi pribadi yang baik. Membantu, yang dengan bantuan itu, Allah ridho padaku. Membantu, yang dengan bantuan itu, semoga mampu mengantarkan aku dan kamu masuk ke surga-Nya dan aku bisa mendapat pahala.
Coba, kalo tirunan, apakah itu sesuatu hal yang diridhoi Allah? Apakah itu bisa mengantarkan kita ke surga? Anak kecil pun tahu itu dosa dan tidak akan mendapat pahala. Karena semua sudah jelas, hitam di atas putih, bahwa apapun niat kita, sebaik apapun niat kita, jika kita menempuhnya dengan cara yang tidak jujur dan tidak diridhoi-Nya maka itu tetap akan sia-sia, takkan berpahala, dan malah menyeret kita ke neraka. Na’udzubillahi min dzalika.


So….
Aku memang keras. Tapi sungguh, jika kalian tahu isi hatiku. Aku pribadi yang lembut dan penyayang lhooo….(nggak bermaksud membela diri sendiri sih, hehe)
Aku memang tegas, tapi aku pemaklum
Aku memang idealis, tapi aku realistis
Aku memang pencemas dan panikan, tapi itu karena aku seorang perencana dan berpikir jauh ke depan
Aku memang serius, tapi aku pun juga bisa tertawa dan bercanda (meski kadang jayus, tapi yang penting kan usaha, iya nggak ??? ^^v)
Aku memang ekspresionis, tapi aku selalu sama depan dan belakang, kalau ngomong emang apa adanya dan nggak suka basa-basi (so, bukan tipe orang yang bermuka dua, insyaAllah)
Aku memang cerewet, tapi aku cerewet hanya pada orang yang aku nyaman
Aku memang keras kepala, tapi sungguh, aku paling suka dikritik
Aku memang melankolis sempurna, lantas adakah yang salah dengan sifat itu??? Semua orang punya pribadinya masing-masing kan?? Yang penting bisa menempatkan diri aja…
Aku memang terkadang terlalu fisiologis, tapi aku nggak fisiologis-fisiologis amat kok, buktinya aku juga pernah colut ke kantin buat makan ato ke kamar coass buat tidur, iya nggak???
Kalau kalian memang segan berkenalan denganku karena wajahku yang terkesan serius dan intelek, maka coba deh kalian senyum sama aku, pasti aku akan bales dengan senyum termanisku kok (hehe….narsis dikit :p)
Kalau kalian bilang aku mirip Teh Ninih, sorry, untuk yang satu ini aku no comments, hehe, tapi aku lebih menghargai kalau kalian bilang Ama itu ya Ama, nggak mirip siapapun, oke???

Pada intinya, jika kalian ingin mengenal seseorang lebih dekat, maka jangan hanya dengar ceritanya dari perkataan orang-orang saja, sesekali duduklah bareng dengan orang yang ingin kalian kenal itu, bicaralah dari hati ke hati dengannya, pahami dirinya, maknai pola pikirnya, dan akhirnya kalian akan tahu bagaimana ia sebenarnya…

So, inilah aku, dan selamat berkenalan denganku….:)